Terima Kasih Paman Becak

Jum'at pagi saya naik beca menuju tempat tujuan, sampai ke tempat yang saya tuju dengan cepat karena terburu buru saya mengeluarkan uang untuk membayar jasa becak, tetapi si tukang becak yang tidak terlalu tua menolak uang yang saya kasih dengan alasan tidak ada kembaliannya bu katanya, lalu dengan sigap saya kembali mengambil dompet di dalam tas dan mencari dengan tergesa-gesa jika seandainya ada uang kecil yang tidak perlu kembalian eh...ternyata tetap ga ada. 


Sembari berfikir saya meminta paman becak untuk menukar uang yang saya kasih ke penjual eceran di tepi jalan. Alangkah langkanya uang kecil untuk kembalian paman becak kembali berjalan ke arah saya dengan hampa ga ada bu katanya, lalu saya memutuskan untuk mengasih saja uang itu semua ke paman becak dengan kesepakatan si paman becak jemput saya lagi di tempat yang sama setelah urusan saya kelar, eh...paman becaknya ga mau nerima uangnya katanya terlalu besar bu walaupun dianter pulang pergi, lalu kata saya gimana dong paman saya jadi ga enak klo ga bisa bayar.


Dengan pelan paman becak berucap ga pa pa bu nanti pas saya jemput pian siapa tau saya sudah punya kembaliannya mudah-mudahan ada yang naik becak minta di anter wara wiri dengan uang kecil maklum bu lagi sepi pelanggan orang- orang dah pada punya motor sendiri, jadi ga perlu nyari becak klo mau ke sana kemari katanya ramah.


Saya langsung berfikir dalam hati jadi itu tukang becak ga punya duit sedikitpun meski uang kecil yang bagi sebagian kita tidak berarti tapi bagi mereka adalah berkah dan rezki yang tiada tara. Setelah urusan saya selesai saya menunggu di tepi jalan eh ternyata si paman becak sudah nungguin saya, sambil mengayuh becak dia bercerita dari a,b,c,.....dst.


Yang saya bisa simpulkan adalah begitu susahnya nyari duit bagi sebagian orang ternyata tetapi yang membuat saya kagum mereka kok bisa bahagia hanya dengan begitu sangat sangat di bawah kata sederhana malah hampir tidak cukup untuk dimakan satu hari. Faktanya banyak orang selalu nelangsa padahal bergelimpangan harta. 


Wow menarik batinku. Kurang lebih 30 menit sampailah di rumah, saya kembali menyodorkan uang yang sama kepada paman becak dengan pelan saya berucap klo paman ga ada kembaliannya ga pa pa ga usah eh si paman becak dengan gembira mengeluarkan uang receh kembaliannya yang masih bergumpal- gumpal tak karuan lalu si paman becak menghitung dengan takjub eh leh leh ternyata masih kurang bu kembaliannya gimana ini bu langsung saya timpali ga pa pa paman dan kata saya lagi terimakasih sudah mengantar dan menjemput saya tepat waktu. 

Tanpa menoleh saya langsung masuk rumah dengan disambut sikecil kami Fatimah dengan teriakan riangnya yang khas, setelah 30 menit berlalu anak saya yang sulung memberitahu bahwa ada tukang becak di depan rumah nyari mama, saya mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepala pada suami siapa yang pesan becak kan saya ga ada jadwal kemana-mana, lalu dengan kebingungan saya melangkah mendatangi si paman becak ada yang bisa saya bantu kata saya penuh tanya, bu saya cuma mau mengantar ini tas ibu ketinggalan di becak katanya lalu pergi dengan cepat karena ada penumpang yang menunggu di persimpangan. Belum sempat kata terimakasih terucap eh si paman becak sudah menghilang pergi. 


Sambil takjub saya melangkah masuk rumah lalu suami bertanya ada keperluan apa paman becak tadi, mengantar tas saya yang ketinggalan pas tadi naik becak ya iya belum terimakasih si paman sudah keburu pergi mana ga tau lagi di mana rumahnya mudah-mudahan bisa ketemu lagi pas naik becak gumamku lirih. Yang saya lebih takjub masih ada to orang jujur di dunia serba serbi ini dan banyak jumlahnya saya temui karena saya termasuk yang pelupa dengan barang tingkat tinggi, seperti sering lupa naruh hp, sering tertinggal di mana-mana ya begitulah.


Yang saya ga henti-hentinya bersyukur adalah di dalam tas itu ada uang arisan titipan teman-teman coba jika raib tentunya saya akan kelimpungan menggantinya, saya kembali teringat paman si tukang becak bagaimana keadaan himpitan ekonomi tidak menggelapkan matanya untuk mengambil kesempatan. Betapa tidak uang di tas saya itu cukup untuk hidup 3 bulan tanpa bekerja tetapi si paman tukang becak memilih mengantarkan kepada saya pemilik tas itu.


Sungguh bersih hati dan fikirannya. Setiap saya mau menggunakan jasa becak saya mencari-cari si paman tukang becak yang berhati bersih itu tapi tak pernah bertemu lagi, mungkin batin saya si paman becak sudah ganti profesi karena menjadi tukang becak sudah tidak lagi menggairahkan walau pun hanya untuk mencari sesuap nasi.klik peduli tukang becak

“SariahRirieMahbara”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Terima Kasih Paman Becak"

Post a Comment